1.1 Alat
dan Bahan
Dalam pengerjaan
pemotong umbi, tentunya dibutuhkan beberapa peralatan. Adapun peralatan yang
dibutuhkan adalah sebagai berikut:
A. Alat yang digunakan dalam
pengerjaan pemotong umbi:
1. Mesin
las
2. Alat
ukur (mistar, jangka sorong)
3. Mesin
bubut
4. Penyiku
5. Mesin
bor
6. Penitik
7. Mesin
gerinda
8. Palu
9. Pemotong
plat
10. Kikir
11. Kunci
ring
12. Kompressor
13. Kunci
pas
14. Keling
B. Bahan yang digunakan untuk membuat pemotong umbi:
1.
Besi L 40 mm x 40 mm x 4 mm
2.
Elektroda Las
3.
Epoxy
4.
Tinner
5.
Cat warna hitam doff
6.
Cat warna orange
7.
Plat 0,5 mm
8.
Paku keling
9.
Baut dan mur
10. House
bearing Ø 20 mm
11. Poros
diameter 20 mm
12. Pulley
50 cm
13. Pulley
300 mm
14. V-belt
15. Motor
listrik ¾ HP
16. Plat
besi 5 mm
17. Plat
besi 2 mm
18. Chrome
19. Pisau
pemotong
20. Saklar
On/Off
21. Kabel
1.2
Proses Pembuatan
Proses
pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat
komponen-komponen pada mesin pemotong umbi. Pengerjaan yang dominan dalam
pembuatan komponen tersebut adalah pengelasan, pengecatan, penggerindaan, dan
pembubutan.
1.3
Proses Pengerjaan
Proses pengerjaan
dalam mesin pemotong umbi melalui beberapa tahapan diantaranya:
A.
Pembuatan Rangka
Rangka
utama pemotong umbi ini dibuat berbentuk balok yang di bagian dalamnya
bertingkat. Di bagian atas digunakan untuk tempat pisau potong dan di bagian
dalam tingkat bawah digunakan untuk penggerak utama yaitu motor listrik.
Langkah-langkah
pembuatan rangka adalah sebagai berikut:
1.
Memotong besi siku dengan panjang 850 mm berjumlah
4 pcs untuk panjang rangka.
2.
Memotong besi siku dengan panjang 500 mm
berjumlah 4 pcs untuk lebar rangka.
3.
Memotong besi siku dengan panjang 700 mm berjumlah
4 pcs untuk tinggi tangka.
4.
Memotong besi siku dengan panjang 490 mm
berjumlah 6 pcs untuk penyangga motor listrik dan penyangga posor pisau potong.
Gambar 1. Proses
pemotongan rangka
5. Melakukan
drilling pada 6 pcs besi siku (ukuran 500 mm) sebanya 2 lubang dengan ukuran
diameter lubang 8 mm.
Gambar 2. Proses drilling pada rangka
6. Merangkai
besi siku yang sudah dipotong dengan cara dilas dan dibentuk persegi panjang
dengan ukuran 850 mm x 500 mm.
7. Menyambung
dengan besi siku ukuran 800 mm untuk membentuk kaki rangka, dengan cara dilas.
8. Merangkai
besi siku yang sudah dipotong dengan cara dilas dan dibentuk persegi panjang
dengan ukuran 850 mm x 500 mm, untuk rangka bagian bawah.
9. Menyambungkan
4 buah besi siku dengan panjang 500 mm pada rangka bagian atas untuk penopang
poros dan pisau potong.
10. Menyambungkan
4 buah besi siku dengan panjang 500 mm pada rangka bagian bawah untuk penopang
motor listrik.
Gambar 3. Proses
pengelasan
11. Menghaluskan
bagian yang di las, agar hasil pengelasan menjadi rata, dengan cara digerinda.
Gambar 4. Proses
penghalusan menggunakan gerinda
12. Menambal
bagian yang kurang rata dengan menggunakan dempul
Gambar 5. Proses
pendempulan
13. Mengamplas
bagian yang didempul agar menjadi halus.
14. Mengamplas
bagian rangka sebagai tahap awal pengecatan
Gambar 6. Proses
pengamplasan
15. Mempoxy
rangka agar terhindar dari karat
Gambar 7. Proses
pelapisan menggunakan poxy
16. Mengecat
rangka dengan warna hitam doff
Gambar 8. Proses
pengecatan
B. Pembuatan
Pemutus Poros
Pemutus poros
terbuat dari besi cor dengan ukuran diameter 85 mm dan panjang 40 mm yang
dibubut menjadi ukuran diameternya 80 mm dengan panjang 5 mm, dan diameter 30
mm dengan panjang 30 mm. Langkah-langkah pembuatan pemutus poros adalah sebagai
berikut:
1. Memasang
benda kerja pada chuck.
2. Menyetting
benda kerja hingga benar-benar dalam posisi senter.
3. Memasang
pahat pada posisi senter dengan titik tengah benda kerja.
4. Mencari
kecepatan putar mesin bubut (rpm).
5. Melakukan
pembubutan muka hingga ukuran panjang menjadi 37 mm.
6. Melakukan
pembubutan rata memanjang hingga diameternya menjadi 80 mm.
7. Membalik
benda kerja
8. Melakukan
pembubutan muka hingga ukuran panjang menjadi 35 mm
9. Melakukan
pembubutan rata sepanjang 30 mm hingga diameternya menjadi 30 mm.
Gambar 9. Proses
pembubutan pemutus poros
1.4 Proses
Perakitan
Perakitan
merupakan tahap terakhir dalam proses perancangan dan pembuatan suatu mesin
atau alat. Proses perakitan adalah suatu cara atau tindakan untuk menempatkan
dan memasang bagian-bagian dari suatu mesin yang digabungkan menjadi satu
kesatuan menurut pasangannya. Perakitan ini akan menghasilkan suatu kesatuan
mesin yang siap digunakan sesuai dengan fungsi yang direncanakan.
Sebelum
melakukan perakitan hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Komponen-komponen yang akan dirakit telah
selesai dikerjakan dan telah siap ukuran sesuai perencanan.
2.
Komponen-komponen standar siap pakai ataupun
dipasangkan.
3.
Mengetahui jumlah yang akan dirakit dan
mengetahui cara pemasangannya.
4.
Mengetahui tempat dan urutan pemasangan dari
masing-masing komponen yang tersedia.
5.
Menyiapkan semua alat-alat bantu untuk proses
perakitan.
Komponen-komponen dari mesin
pemotong umbi ini adalah sebagai berikut:
1.
Rangka
2.
Penutup pisau
3.
Penutup rangka
4.
House bearing Ø 20 mm
5.
Poros diameter 20 mm
6.
Pulley 50 cm
7.
Pulley 300 mm
8.
V-belt
9.
Motor listrik ¾ HP
10. Pisau
pemotong
11. Saklar
On/Off
12. Kabel
Langkah -langkah perakitan mesin
pemotong umbi adalah sebagai berikut:
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2.
Memasang motor listrik pada rangka bagian bawah
dan dikencangkan menggunakan mur dan baut.
3.
Memasang pulley pada ujung motor listrik.
4.
Memasang penutup pisau pada rangka bagian atas.
5.
Memasang pulley, pisau potong, house
bearing, pemutus poros pada poros utama bagian atas.
6.
Memasang house bearing pada rangka bagian
atas yang otomatis akan membuat pisau pemotong, coupling, dan pulley bagian
atas pada tempatnya.
7.
Mengencangkan house bearing menggunakan
mur dan baut.
8.
Memasang V-belt pada untuk menyambungkan pulley
atas dan pulley bawah.
9.
Memasang saklar pada rangka dan disambung pada
motor listrik dengan kabel.
Gambar 10. Proses
Perakitan Mesin Pemotong Umbi
1.5 Hasil Pengujian
Pengujian mesin
pemotong umbi berupa uji fungsional yang bertujuan untuk mengetahui apakah
hasil rancangan bangun yang dibuat dapat berfungsi sesuai dengan desain yang
diharapkan. Jika tidak sesuia harus dilakukan modifikasi sampai menghasilkan unjuk
kerja yang baik. Setelah dilakukan pengujian pada putaran motor, diperoleh
hasil irisan yang cukup baik yang dapat dilihat dari hasil umbi yang teriris.
Gambar 11. Hasil
Pengujian
1.6 Perawatan
Mesin
Perawatan rutin merupakan kegiatan
perawatan yang dilakukan secara rutin, dalam hal ini biasa dilakukan setiap
hari atau setelah pemakian meliputi:
A. Pembersihan
Pembersihan
dilakukan terhadap semua komponen dari kotoran-kotoran, terutama umbi yang
tertinggal dalam penutup pisau. Pembersihan sangat penting untuk menjaga
kelancaran gerak dari pisau, sehingga apabila dipakai kembali dapat bekerja
dengan baik.
B. Pelumasan
Pelumasan pada bearing
perlu dilakukan agar putaran poros dapat berputar dengan baik, tidak
berkarat, dan tidak macet.
1.7 Estimasi
Biaya dan Waktu
1.7.1 Estimasi
Waktu
Estimasi waktu pembuatan mesin
pengiris umbi adalah waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi pembuatan
mesin pemotong umbi. Estimasi waktu pembuatan pemotong umbi dapat dilihat pada
table 1.
Tabel 1 Estimasi waktu
pembuatan mesin pemotong umbi
Jadi total estimasi waktu proses
pengerjaan pembuatan mesin pemotong umbi adalah 1512,8 menit atau 25 jam 12,8
menit
1.7.2 Estimasi
Biaya
Estimasi dana raw material adalah
biaya yang dibutuhkan untuk membeli bahan atau komponen mesin pemotong umbi.
Estimasi raw material dapat dilihat pada table 2.
Table 2 Estimasi dana raw
material
17.3 Estimasi Dana
Proses Permesinan
Estimasi dana proses permesinan
adalah biaya yang dibutuhkan untuk membeli jasa proses produksi permesinan.
Estimasi dana proses produksi dapat dilihat pada table 3.
Table 3 Estimasi
dana proses produksi
1.7.4 Biaya Total Manufacture
Biaya total manufacture adalah
seluruh biaya yang digunakan untuk proses manufacture.
Biaya totak manufacture
= raw material + biaya
proses permesinan
= Rp 2.062.500 + Rp 685.000
= Rp 2.747.500,-
1.7.5 Penetapan
Harga Jual Mesin Pemotong Umbi
Harga penjualan mesin diperoleh
Didalam penetapan harga menggunakan rumus dibawah ini:
HPP = BBB + BTK + BOP
Keterangan:
HPP = Harga Pokok Produksi
BBB = Biaya Bahan Baku
BTK = Biaya Tenaga Kerja
BOP = Biaya Operasional Produksi
Setelah mendapatkan HPP atau biaya
total maka menggunakan rumus :
Harga Jual
=
HPP + Laba
LABA = (25% x HPP)
Harga Jual Mesin
= HPP + Laba
= Rp 2.747.500 + (25% x Rp 2.747.500)
= Rp 3.434.375,-
Daftar Pustaka :
[1] abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I8113002_bab3.pdf
[2] abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I8113025_bab3.pdf
Tidak ada komentar :
Posting Komentar