1. Pengertian Pneumatik
Istilah pneumatik berasal dari bahasa
Yunani, yaitu ‘pneuma’ yang berarti
napas atau udara. Istilah pneumatik selalu berhubungan dengan
teknik penggunaan
udara bertekanan, baik tekanan di atas 1 atmosfer maupun tekanan
di bawah 1 atmosfer (vacum).
Sehingga pneumatik merupakan ilmu yang mempelajari teknik pemakaian udara
bertekanan (udara dimampatkan). Jaman dahulu kebanyakan orang sering menggunakan
udara bertekanan untuk berbagai keperluan yang masih terbatas, antara lain
menambah tekanan udara ban mobil/motor, melepaskan ban mobil dari peleknya,
membersihkan kotoran, dan sejenisnya.
Sekarang, sistem pneumatik memiliki
apliaksi yang luas karena udara pneumatik bersih dan mudah didapat. Banyak industri
yang menggunakan sistem pneumatik dalam proses produksi seperti industri makanan,
industri obat-obatan, industri pengepakan barang maupun industri yang lain.
2. Karakteristik Udara
bertekanan
Udara dipermukaan bumi ini terdiri
atas campuran dari bermacam-macam gas. Komposisi dari macam-macam gas tersebut
adalah sebagai berikut : 78 % vol. gas 21% vol. nitrogen, dan 1% gas lainnya
seperti carbon dioksida, argon, helium,
krypton, neon
dan xenon. Dalam sistem pneumatik udara difungsikan sebagai media transfer dan
sebagai penyimpan tenaga (daya) yaitu dengan cara dimampatkan. Udara termasuk
golongan zat fluida karena sifatnya yang selalu mengalir dan bersifat compressible (dapat dimampatkan).
Sifat-sifat udara senantiasa mengikuti hukum-hukum gas.
Karakteristik udara dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
b. Volume udara tidak tetap
c. Udara dapat dimampatkan (dipadatkan)
d. Berat jenis udara 1,3 kg/m³
e. Udara tidak berwarna
3. Aplikasi Penggunaan
Pneumatik
Penggunaan udara bertekanan
sebenarnya masih dapat dikembangkan untuk berbagai keperluan proses produksi,
misalnya untuk melakukan gerakan mekanik yang selama ini dilakukan oleh tenaga
manusia, seperti menggeser, mendorong, mengangkat, menekan, dan lain
sebagainya. Gerakan mekanik tersebut dapat dilakukan juga oleh komponen
pneumatik, seperti silinder pneumatik, motor pneumatik, robot pneumatik
translasi, rotasi maupun gabungan keduanya.
Perpaduan dari gerakan mekanik oleh
aktuator pneumatik dapat dipadu menjadi gerakan mekanik untuk keperluan proses
produksi yang terus menerus (continue), dan flexibel. Pemakaian pneumatik dibidang produksi telah mengalami kemajuan
yang pesat, terutama pada proses perakitan (manufacturing), elektronika, obat-obatan, makanan, kimia dan lainnya. Pemilihan
penggunaan udara bertekanan (pneumatik) sebagai sistim kontrol dalam proses
otomasinya, karena pneumatik mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:
a.
mudah diperoleh
b.
bersih dari kotoran dan zat kimia yang
merusak
c.
mudah didistribusikan melalui saluran
(selang) yang kecil
d.
aman dari bahaya ledakan dan hubungan
singkat
e.
dapat dibebani lebih
f.
tidak peka terhadap perubahan suhu
dan sebagainya.
Udara yang digunakan dalam pneumatik
sangat mudah didapat/diperoleh di sekitar kita. Udara dapat diperoleh dimana
saja kita berada, serta tersedia dalam jumlah banyak. Selain itu udara yang
terdapat di sekitar kita cenderung bersih dari kotoran dan zat kimia yang
merugikan. Udara juga dapat dibebani lebih tanpa menimbulkan bahaya yang fatal.
Karena tahan terhadap perubahan suhu, maka penumatik banyak digunakan pula pada
industri pengolahan logam dan sejenisnya. Secara umum udara yang dihisap oleh
kompressor, akan disimpan dalam suatu tabung penampung.
Sebelum digunakan udara dari
kompressor diolah agar menjadi kering, dan mengandung sedikit pelumas. Setelah
melalui regulator udara dapat digunakan menggerakkan katub penggerak
(aktuator), baik berupa silinder/stang torak yang bergerak translasi, maupun
motor pneumatik yang bergerak rotasi. Gerakan bolak balik (translasi), dan berputar (rotasi) pada aktuator selanjutnya digunakan
untuk berbagai keperluan gerakan yang selama ini dilakukan oleh manusia atau
peralatan lain.
4. Efektifitas Pneumatik
Sistim gerak dalam pneumatik memiliki
optimalisasi/efektifitas bila digunakan pada batas-batas tertentu. Adapun
batas-batas ukuran yang dapat menimbulkan optimalisasi penggunaan pneumatik
antara lain: diameter piston antara 6 s/d 320 mm, anjang langkah 1 s/d 2.000
mm, tenaga yang diperlukan 2 s/d 15 bar, untuk keperluan pendidikan biasanya
berkisar antara 4 sampai dengan 8 bar, dapat juga bekerja pada tekanan udara di
bawah 1 atmosfer (vacuum), misalnya untuk keperluan mengangkat plat baja dan sejenisnya
melalui katup karet hisap flexibel. Adapun efektifitas penggunaan udara bertekanan dapat dilihat
pada grafik berikut:
Gambar 1. Efektifitas udara bertekanan (Werner
Rohrer,1990)
Penggunaan silinder pneumatik biasanya untuk keperluan antara
lain:
a.
mencekam benda kerja
b.
menggeser benda kerja
c.
memposisikan benda kerja
d.
mengarahkan aliran material ke
berbagai arah.
Penggunaan secara nyata pada industri antara lain untuk keperluan:
a.
membungkus (verpacken), mengisi material
b.
mengatur distribusi material
c.
penggerak poros
d.
membuka dan menutup pada pintu
e.
transportasi barang
f.
memutar benda kerja
g.
menumpuk/menyusun material
h.
menahan dan menekan benda kerja
Melalui gerakan rotasi pneumatik dapat digunakan untuk:
a.
mengebor
b.
memutar mengencangkan dan
mengendorkan mur/baut
c.
memotong
d.
membentuk profil plat
e.
menguji
f.
proses finishing (gerinda, pasah,
dll.)
5. Keuntungan dan Kerugian
Penggunaan pneumatik
5.1 Keuntungan
Pneumatik memiliki beberapa keuntungan
antara lain dapat disebutkan berikut ini :
·
Ketersediaan yang tak terbatas, udara tersedia di
alam sekitar kita dalam jumlah yang tanpa batas sepanjang waktu dan tempat.
·
Mudah disalurkan, udara mudah disalurk
·
Fleksibilitas temperatur, udara dapat fleksibel
digunakan pada berbagai temperatur yang diperlukan, melalui peralatan yang
dirancang untuk keadaan tertentu, bahkan dalam kondisi yang agak ekstrem udara
masih dapat bekerja.
·
Aman, udara dapat dibebani lebih dengan
aman selain itu tidak mudah terbakar dan tidak terjadi hubungan singkat
(kotsleiting) atau meledak sehingga proteksi terhadap kedua hal ini cukup
mudah, berbeda dengan sistim elektrik yang dapat menimbulkan kostleting hingga kebakaran.
·
Bersih, udara yang ada di sekitar kita cenderung bersih tanpa zat kimia
yang berbahaya dengan jumlah kandungan pelumas yang dapat diminimalkan
sehingga sistem pneumatik aman
digunakan untuk industri obat-obatan, makanan, dan minuman maupun tekstil.
·
Pemindahan daya dan Kecepatan sangat
mudah diatur. udara dapat melaju dengan kecepatan
yang dapat diatur dari rendah hingga tinggi atau sebaliknya. Bila Aktuator menggunakan silinder
pneumatik, maka kecepatan torak dapat mencapai 3 m/s. Bagi motor pneumatik
putarannya dapat mencapai 30.000 rpm, sedangkan sistim motor turbin dapat
mencapai 450.000 rpm.
·
Dapat disimpan, udara dapat disimpan melalui tabung
yang diberi pengaman terhadap kelebihan tekanan udara. Selain itu dapat
dipasang pembatas tekanan atau pengaman sehingga sistim menjadi aman.
·
Mudah dimanfaatkan, udara mudah
dimanfaatkan baik secara langsung missal untuk membersihkan permukaan logam dan
mesin-mesin, maupun tidak langsung, yaitu melalui peralatan pneumatik untuk
menghasilkan gerakan tertentu.
5.2 Kerugian/Kelemahan
Pneumatik
Selain memiliki kelebihan seperti di
atas, pneumatik juga memiliki beberapa
kelemahan antara lain:
·
Memerlukan instalasi peralatan penghasil udara. Udara
kempa harus dipersiapkan secara baik hingga memenuhi syarat. memenuhi kriteria tertentu,
misalnya kering, bersih, serta mengandung pelumas yang diperlukan untuk peralatan
pneumatik. Oleh karena itu sistem pneumatik memerlukan instalasi peralatan yang
relatif mahal, seperti kompressor, penyaring udara, tabung pelumas, pengeering,
regulator, dll.
·
Mudah terjadi kebocoran, Salah satu sifat
udara bertekanan adalah ingin selalu menempati ruang yang kosong dan tekanan
udara susah dipertahankan dalam waktu bekerja. Oleh karena itu diperlukan seal
agar udara tidak bocor. Kebocoran seal dapat menimbulkan kerugian energi.
Peralatan pneumatik harus dilengkapi dengan peralatan kekedapan udara agar
kebocoran pada sistim udara bertekanan dapat ditekan seminimal mungkin.
·
Menimbulkan suara bising, Pneumatik menggunakan
sistim terbuka, artinya udara yang telah digunakan akan dibuang ke luar sistim,
udara yang keluar cukup keras dan berisik sehingga akan menimbulkan suara
bising terutama pada saluran buang. Cara mengatasinya adalah dengan memasang
peredam suara pada setiap saluran buangnya.
·
Mudah Mengembun, Udara yang bertekanan mudah mengembun, sehingga sebelum memasuki
sistem harus diolah terlebih dahulu agar memenuhi persyaratan tertentu, misal
kering, memiliki tekanan yang cukup, dan mengandung sedikit pelumas agar
mengurangi gesekan pada katup-katup dan aktuator.
6. Klasifikasi Sistim
Pneumatik
Sistim elemen pada pneumatik memiliki
bagian-bagian yang mempunyai fungsi berbeda. Secara garis besar sistim elemen
pada pneumatik dapat digambarkan pada skema berikut :
Gambar 2. Klasifikasi Elemen Sistim Pneumatik (FESTO FluidSIM)
7. Peralatan Sistem Pneumatik
7.1 Kompressor
Kompresor berfungsi untuk
menghasilkan udara bertekanan dengan cara menghisap dan memampatkan udara
tersebut kemudian disimpan di dalam tangki udara kempa untuk disuplai kepada
pemakai (sistem pneumatik). Kompressor dilengkapi dengan tabung untuk menyimpan
udara bertekanan, sehingga udara dapat mencapai jumlah dan tekanan yang diperlukan.
Tabung udara bertekanan pada kompressor dilengkapi dengan katup pengaman, bila
tekanan udaranya melebihi ketentuan, maka katup pengaman akan terbuka secara
otomatis.
Pemilihan jenis kompresor yang
digunakan tergantung dari syarat-syarat pemakaian yang harus dipenuhi misalnya
dengan tekanan kerja dan volume udara yang akan diperlukan dalam sistim
peralatan (katup dan silinder pneumatik). Secara garis besar kompressor dapat
diklasifikasikan seperti di bawah ini.
7.1.1 Klasifikasi Kompressor
Secara garis besar kompressor dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu Positive
Displacement kompressor, dan Dynamic turbo kompressor, Positive Displacement
kompressor, terdiri dari Reciprocating dan Rotary, sedangkan Dynamic turbo compressor terdiri dari Centrifugal, axial dan ejector, secara lengkap dapat dilihat dari klasifikasi di bawah ini:
Gambar 3. Klasifikasi Kompresor (Majumdar,2001)
A.
Kompresor Torak Resiprokal (reciprocating kompressor)
Kompresor ini dikenal juga dengan kompresor
torak, karena dilengkapi dengan torak yang bekerja bolak-balik atau gerak resiprokal. Pemasukan udara
diatur oleh katup masuk dan dihisap oleh torak yang gerakannya menjauhi katup.
Pada saat terjadi pengisapan, tekanan udara di dalam silinder mengecil,
sehingga udara luar akan masuk ke dalam silinder secara alami. Pada saat gerak
kompressi torak bergerak ke titik mati bawah ke titik mati atas, sehingga udara
di atas torak bertekanan tinggi, selanjutnya di masukkan ke dalam tabung penyimpan
udara. Tabung penyimpanan dilengkapi dengan katup satu arah, sehingga udara yang
ada dalam tangki tidak akan kembali ke silinder. Proses tersebut berlangsung
terus-menerus hingga diperoleh tekanan udara yang diperlukan. Gerakan mengisap
dan mengkompressi ke tabung penampung ini berlangsung secara terus menerus, pada
umumnya bila tekanan dalam tabung telah melebihi kapasitas, maka katup pengaman
akan terbuka, atau mesin penggerak akan mati secara otomatis.
Gambar 4. Kompresor Torak Resiprokal
B.
Kompresor Torak Dua Tingkat Sistem Pendingin
Udara
Kompresor udara bertingkat digunakan untuk
menghasilkan tekanan udara yang lebih tinggi. Udara masuk akan dikompresi oleh
torak pertama, kemudian didinginkan, selanjutnya dimasukkan dalam silinder
kedua untuk dikompresi oleh torak kedua sampai pada tekanan yang diinginkan. Pemampatan
(pengompresian) udara tahap kedua lebih besar, temperatur udara akan naik
selama terjadi kompresi, sehingga perlu mengalami proses pendinginan dengan
memasang sistem pendingin. Metode pendinginan yang sering digunakan misalnya dengan
sistem udara atau dengan sistem air bersirkulasi.
Gambar 5. Kompresor Torak dua Tingkat Sistem Pendinginan
Udara
Batas tekanan maksimum untuk jenis kompresor
torak resiprokal antara lain, untuk kompressor satu tingkat tekanan hingga 4
bar, sedangkan dua tingkat atau lebih tekanannya hingga 15 bar.
C.
Kompresor Diafragma (diaphragma compressor)
Jenis Kompresor ini termasuk dalam
kelompok kompresor torak. Namun letak torak dipisahkan melalui sebuah membran
diafragma. Udara yang masuk dan keluar tidak langsung berhubungan dengan
bagian-bagian yang bergerak secara resiprokal. Adanya pemisahan ruangan ini
udara akan lebih terjaga dan bebas dari uap air dan pelumas/oli. Oleh karena
itu kompressor diafragma banyak digunakan pada industry bahan makanan, farmasi,
obat-obatan dan kimia.
Prinsip kerjanya hampir sama dengan
kompresor torak. perbedaannya terdapat pada sistem kompresi udara yang akan
masuk ke dalam tangki penyimpanan udara bertekanan. Torak pada kompresor
diafragma tidak secara langsung menghisap dan menekan udara, tetapi
menggerakkan sebuah membran (diafragma) dulu. Dari gerakan diafragma yang kembang kempis
itulah yang akan menghisap dan menekan udara ke tabung penyimpan.
Gambar 6. Kompresor Diafragma
D.
Konpresor Putar (Rotary Compressor)
Secara eksentrik rotor dipasang berputar dalam
rumah yang berbentuk silindris, mempunyai lubang-lubang masuk dan keluar. Keuntungan
dari kompressor jenis ini adalah mempunyai bentuk yang pendek dan kecil,
sehingga menghemat ruangan. Bahkan suaranya tidak berisik dan halus dalam ,
dapat menghantarkan dan menghasilkan udara secara terus menerus dengan mantap.
Baling-baling luncur dimasukkan ke dalam lubang
yang tergabung dalam rotor dan ruangan dengan bentuk dinding silindris. Ketika
rotor mulai berputar, energi gaya sentrifugal baling-balingnya akan melawan
dinding. Karena bentuk dari rumah baling-baling itu sendiri yang tidak sepusat
dengan rotornya maka ukuran ruangan dapat diperbesar atau diperkecil menurut
arah masuknya (mengalirnya) udara.
Gambar 7. Kompresor Rotari Baling-baling Luncur (FESTO Transparan)
E. Kompresor Sekrup (Screw)
Kompressor Sekrup memiliki dua rotor yang
saling berpasangan atau bertautan (engage), yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya berbentuk cembung,
sehingga dapat memindahkan udara secara aksial ke sisi lainnya. Kedua rotor itu
identik dengan sepasang roda gigi helix yang saling bertautan. Jika roda-roda gigi tersebut berbentuk
lurus, maka kompressor ini dapat digunakan sebagai pompa hidrolik pada
pesawat-pesawat hidrolik. Roda-roda gigi kompressor sekrup harus diletakkan
pada rumah-rumah roda gigi dengan benar sehingga betul-betul dapat menghisap
dan menekan fluida.
Gambar 8. Kompresor Sekrup (Gottfried Nist, 1994)
F.
Kompressor Root Blower (Sayap Kupu-kupu)
Kompressor jenis ini akan mengisap udara luar
dari satu sisi ke sisi yang lain tanpa ada perubahan volume. Torak membuat
penguncian pada bagian sisi yang
bertekanan. Prinsip kompresor ini ternyata dapat disamakan dengan
pompa pelumas model kupu-kupu pada sebuah motor bakar. Beberapa kelemahannya
adalah tingkat kebocoran yang tinggi. Kebocoran terjadi karena antara
baling-baling dan rumahnya tidak dapat saling rapat betul.
Berbeda jika dibandingkan dengan pompa pelumas
pada motor bakar, karena fluidanya adalah minyak pelumas maka film-film minyak
sendiri sudah menjadi bahan perapat antara dinding rumah dan sayap-sayap kupu
itu. Dilihat dari konstruksinya, Sayap kupu-kupu di dalam rumah pompa digerakan
oleh sepasang roda gigi yang saling bertautan juga, sehingga dapat berputar
tepat pada dinding.
Gambar 9. Kompressor Model Root Blower
G.
Kompresor Aliran (turbo kompressor)
Jenis kompresor ini cocok untuk menghasilkan
volume udara yang besar. Kompresor aliran udara ada yang dibuat dengan arah
masuknya udara secara aksial dan ada yang secara radial. Arah aliran udara
dapat dirubah dalam satu roda turbin atau lebih untuk menghasilkan kecepatan
aliran udara yang diperlukan. Energi kinetik yang ditimbulkan menjadi energi
bentuk tekanan.
H.
Kompressor Aliran Radial
Percepatan yang ditimbulkan oleh kompressor
aliran radial berasal dari ruangan ke ruangan berikutnya secara radial. Pada lubang
masuk pertama udara dilemparkan keluar menjauhi sumbu. Bila kompressornya
bertingkat, maka dari tingkat pertama udara akan dipantulkan kembali mendekati
sumbu. Dari tingkat pertama masuk lagi ke tingkat berikutnya, sampai beberapa tingkat
sesuai yang dibutuhkan.
Semakin banyak tingkat dari susunan
sudu-sudu tersebut maka akan semakin tinggi tekanan udara yang dihasilkan.
Prinsip kerja kompressor radial akan mengisap udara luar melalui sudu-sudu
rotor, udara akan terisap masuk ke dalam ruangan isap lalu dikompressi dan akan
ditampung pada tangki penyimpanan udara bertekanan hingga tekanannya sesuai
dengan kebutuhan.
Gambar 10. Kompresor Aliran Radial (Gottfried Nist, 1994)
I.
Kompresor Aliran Aksial
Pada kompresor aliran aksial, udara akan
mendapatkan percepatan oleh sudu yang terdapat pada rotor dan arah alirannya ke
arah aksial yaitu searah (sejajar) dengan sumbu rotor. Jadi pengisapan dan
penekanan udara terjadi saat rangkaian sudu-sudu pada rotor itu berputar secara
cepat. Putaran cepat ini mutlak diperlukan untuk mendapatkan aliran udara yang
mempunyai tekanan yang diinginkan.
Teringat pula alat semacam ini adalah seperti
kompresor pada sistem turbin gas atau mesinmesin pesawat terbang turbo
propeller. Bedanya, jika pada turbin gas adalah menghasilkan mekanik putar pada
porosnya. Tetapi, pada kompresor ini tenaga mekanik dari mesin akan memutar
rotor sehingga akan menghasilkan udara bertekanan.
Gambar 11. Kompresor Aliran Aksial
Tidak ada komentar :
Posting Komentar